Example 728x250
DaerahPemda Boalemo

Proyek Jembatan di Desa Tapadaa Terhenti, Kepala Desa Dituding Hambat Pembangunan

33
×

Proyek Jembatan di Desa Tapadaa Terhenti, Kepala Desa Dituding Hambat Pembangunan

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

ETNIK MEDIA.ID, BOALEMO – Proyek strategis pembangunan jembatan nasional di Desa Tapadaa, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, mengalami penghentian sementara akibat intervensi Kepala Desa setempat.

Langkah kepala desa yang menuntut agar pekerjaan dihentikan dengan alasan akses jalan warga akan tertutup, menuai kritik karena dinilai menghambat progres pembangunan yang baru mencapai 25 persen.

Baca Juga: Fun Run 5K Tojo Una-Una: 500 Peserta Antusias, Dorong Generasi Muda Sehat dan Bebas Stunting!

Pihak kontraktor sebenarnya telah menyatakan kesediaannya untuk merealisasikan aspirasi kepala desa dengan membangun akses jalan alternatif bagi warga.

Progress Pekerjaan dan Upaya Komunikasi Baik Pelaksana Proyek

Namun, mengingat progres pekerjaan masih sangat awal dan masih berada pada tahap persentase pekerjaan 25 persen, permintaan tersebut belum dapat direalisasikan sepenuhnya saat ini.

“Sudah ada komunikasi baik, dan kami siap memfasilitasi solusi. Tapi tidak serta-merta semua bisa langsung dilakukan saat pekerjaan masih di bawah 30 persen,” ujar salah satu perwakilan pelaksana proyek di lapangan kepada Etnik Media.Id, Sabtu 21 Juni 2025.

Namun, alih-alih mencari solusi bersama atau memberi ruang penyelesaian teknis, kepala desa justru mendesak agar seluruh aktivitas proyek dihentikan. Hal ini dapat memicu keterlambatan pekerjaan dan menimbulkan potensi kerugian dari sisi waktu dan anggaran.

Baca Juga: Jembatan di Hutamonu Butuh Penanganan Serius, Sisi Trotoar Ambles Membentuk Lubang Besar

Pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari proyek nasional yang bertujuan memperlancar konektivitas antarwilayah dan meningkatkan akses ekonomi masyarakat di Kabupaten Boalemo.

Tindakan sepihak menghentikan pekerjaan oleh kepala desa tanpa koordinasi resmi ke tingkat kecamatan atau pihak balai, dinilai mencederai semangat pembangunan nasional.

Tanggapan Warga Setempat

Sejumlah warga bahkan mempertanyakan keputusan tersebut.

“Kami justru menanti jembatan ini selesai lebih cepat. Kalau akses sementara bisa dicari bersama, kenapa harus dihentikan? Ini malah memperlambat semuanya,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini diturunkan, proyek masih dalam posisi stagnan menunggu keputusan teknis lanjutan, sementara kepala desa belum memberikan pernyataan resmi atas tudingan bahwa dirinya telah menghambat proyek strategis nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *