ETNIK MEDIA.ID, BOALEMO – Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Boalemo, Trias Ibrahim Pambi, memberikan klarifikasi terkait sejumlah tuduhan yang dialamatkan padanya, termasuk soal gaya kepemimpinan yang dinilai arogan dan semena-mena.
Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan selama ini merupakan bagian dari upaya mendisiplinkan tenaga pendidik demi peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan sekolah.
Dalam keterangannya, Trias menyebut bahwa isu yang beredar sebenarnya merupakan masalah internal sekolah dan tidak semestinya dibesar-besarkan keluar.
“Saya ingin mengklarifikasi bahwa ini bukan masalah besar, hanya hal internal sekolah. Selama saya masih bisa menghadapinya, saya akan cari solusi agar tidak terulang kembali,” ungkap Trias, Kamis (7/8/2025).
Ia menjelaskan bahwa penilaian tentang dirinya yang arogan kemungkinan besar muncul akibat sikapnya yang tegas dalam menegakkan kedisiplinan. Ia merasa hal itu perlu dilakukan karena masih banyak guru yang belum menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara maksimal.
“Banyak guru yang sering terlambat, tidak membuat perangkat pembelajaran, dan tidak melaksanakan tugas sesuai tupoksinya. Padahal, perangkat pembelajaran adalah kewajiban utama seorang guru saat masuk kelas,” tegasnya.
Trias juga menyinggung soal proses pemberkasan insentif dan tunjangan guru. Ia mengaku telah menyampaikan pemberitahuan lebih awal melalui grup WhatsApp mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi, termasuk perangkat pembelajaran dan asesmen perkembangan siswa.
Namun, saat proses pengumpulan berkas berakhir, ia sedang menjalankan tugas di luar daerah dan tidak menerima permintaan tanda tangan dari para guru.
“Saya tidak pernah mempersulit. Kalau mereka minta tanda tangan, saya pasti tandatangani selama kewajiban mereka dipenuhi,” ujarnya.
Mengenai isu yang menyebut dirinya tidak peduli terhadap siswa, Trias membantah tegas. Ia justru mengaku sangat dekat dengan anak-anak didiknya dan selalu berupaya memberikan yang terbaik.
Salah satu contoh yang ia ungkap adalah saat pelaksanaan lomba FLS3N, di mana ia sudah menugaskan guru untuk mendampingi siswa. Namun, beberapa guru dinilai tidak menjalankan pembinaan, sehingga siswa tidak bisa ikut serta.
“Saya tugaskan guru mendampingi siswa lomba gambar melukis, tapi tidak ada pembinaan. Jadi saya tidak bisa bawa siswa ikut lomba kalau tidak dibina,” katanya.
Ditambahkannya bahwa pada lomba FLS3N, SLB Negeri Kabupaten Boalemo menjadi juara umum di 2 kegiatan tersebut.
“Sebenarnya siswa yang ditunjuk, mau mengikuti kegiatan, hanya saja dari guru-gurunya tidak ada dukungan dan usaha untuk melatih siswa, maka terpaksa siswa-siswa tersebut tidak ikut dikegiatan, padahal kalau diamati siswa-siswa itu punya potensi bakat dan kemauan tinggi untuk mengikuti semua lomba-lomba,” tuturnya, sembari menambahkan bahwa dari 3 kegiatan yang diikuti yakni:
1. Lomba O2SN, siswa yang mendapatkan juara adalah dari cabang bocce memperoleh juara 2 dan cabang lompat tinggi mendapatkan juara 3,
2. Lomba LKS Juara 3 dicabang IT
3. Lomba FLS3N,
Juara 1 Puisi, Juara 1 Desain grafis, Juara 1 Flim pendek, Juara 1 Pencak Silat, Juara 2 Pantomim, Juara 2 Komik streep, Juara 2 Storyteeling, Dimana dari 8 lomba yang dikuti, tinggal 1 lomba yang tidak mendapatkan juara.
Trias juga mengimbau agar para guru tidak sembarangan menyebarkan masalah internal sekolah ke pihak luar, karena hal itu bisa berdampak negatif terhadap citra sekolah.
“Saya minta guru-guru sebelum bertindak atau menyampaikan keluhan keluar, baiknya hubungi saya dulu. Ini menyangkut nama baik sekolah. Kalau saya jelek, maka sekolah juga akan ikut jelek, Saya baik, maka semua akan baik,” imbuhnya.
Diakhir pernyataannya, Trias menegaskan bahwa dirinya ingin membentuk guru-guru SLB Boalemo menjadi pendidik profesional, kreatif, dan inovatif setara dengan guru-guru di sekolah reguler.
“Saya ingin guru-guru SLB ini tidak apa adanya. Mereka harus menjadi guru hebat, inovatif, kreatif, dan profesional,” tutupnya.