Example 728x250
BeritaDaerahNasionalPemda Boalemo

Nasa Desak BPJN Audit Proses Pemadatan Tanah Dasar Untuk Mengungkap Penyebab Keretakan Jalan

37
×

Nasa Desak BPJN Audit Proses Pemadatan Tanah Dasar Untuk Mengungkap Penyebab Keretakan Jalan

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

ETNIK MEDIA, BOALEMO – Penjelasan sebelumnya dari pihak kontraktor pelaksana proyek preservasi ruas jalan Paguyaman–Tabulo, PT Tri Sandy Yudha melalui pemberitaan beberapa media daring di Boalemo, yang menyebut kerusakan berupa retakan pada lapisan aspal sebagai bagian dari “tahapan pekerjaan”, kembali mendapat sorotan.

Menurut Aktivis Kabupaten Boalemo, Nanang Syawal, retakan yang muncul pada permukaan jalan terlihat cukup signifikan, baik dari segi lebar maupun kedalaman.

Baca Juga: Klarifikasi Isu Keterlambatan Proses Keuangan, Sutriyani: Semua Sudah Sesuai Mekanisme

Dirinya menilai, retakan memanjang hingga ke sisi jalan bahkan menyerupai pola retak buaya (alligator cracks), secara teknis merupakan indikasi adanya kelemahan struktur dasar jalan, bukan semata-mata kekurangan di lapisan atas.

“Retakan seperti itu muncul bukan karena jalan masih ‘proses’. Kalau struktur tanah dan base-nya bagus, lapisan aspal pertama tidak akan pecah seperti itu. Ini patut diduga ada kegagalan teknis sejak tahap persiapan hingga pelapisan awal,” ujar Nanang, Selasa 15 Juli 2025.

Dijelaskan Nanang, narasi yang menyebut bahwa kerusakan merupakan sarana “untuk mengetahui tekstur tanah” juga dinilai tidak tepat secara prinsip teknik. Sebab dalam proyek jalan berstandar nasional, uji tanah dan struktur perkerasan dilakukan sebelum pengaspalan, bukan setelah lapisan pertama dibentangkan.

Baca Juga: Nasa: Saya Ingatkan Agar BPJN Tidak Main Mata dengan PT Trisandy Yudha

Dirinya pun mempertanyakan kualitas pelaksanaan proyek yang menelan anggaran negara cukup besar itu. Ia menyayangkan lemahnya pengawasan teknis, sehingga jalan yang baru saja diaspal sudah menunjukkan kerusakan pada tahap awal.

“Saya heran, kok baru selesai diaspal sudah retak. Kalau ini masih disebut tahapan kerja, ya jangan sampai jadi alasan pembenaran. Ini uang rakyat, tolong dijaga kualitasnya,” ungkap Nanang.

Nanang mendesak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) segera melakukan core drill test (uji bor lapisan jalan) untuk mengukur ketebalan dan kualitas ikatan antar lapisan perkerasan. Selain itu, audit terhadap proses pemadatan tanah dasar dan basecourse dianggap krusial untuk mengungkap penyebab sebenarnya dari keretakan dini tersebut.

“Jika proyek ini dibiarkan tanpa evaluasi menyeluruh, maka potensi pemborosan dan pengulangan kerusakan di kemudian hari sangat besar. Ini bukan sekadar proyek jalan, tapi menyangkut keselamatan dan hak publik atas infrastruktur yang layak. Dan jika ini terus diabaikan maka kami akan membawa hal ini ke ranah hukum” tegas Nanang.

Sementara itu, dihubungi via whatsapp, Aldi Arafa, selaku pihak pelaksana proyek, menganggap bahwa keretakan yang disorot, sebagai hal wajar dalam tahap awal proses pekerjaan.

Aldi menyatakan bahwa retakan yang terjadi pada tahap awal pengaspalan masih tergolong dalam batas toleransi proyek jalan nasional.

“Dalam setiap proses pekerjaan pasti ada kerusakan, entah itu pada bagian base, kelas A, atau lapisan awal. Itu merupakan hal yang wajar,” ujar Aldi saat dikonfirmasi, Selasa 15 Juli 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *