ETNIK MEDIA.ID – Seorang perempuan diduga korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Tani dan Nelayan (RSTN) Boalemo, setelah tidak mendapatkan pelayanan medis di Puskesmas Botumoito pada kamis dini hari, 8 Mei 2025.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Etnik Media.Id, korban awalnya dievakuasi oleh anggota piket Polsek Botumoito usai menerima laporan dari warga.
Ironisnya, saat korban tiba di puskesmas sekitar pukul 00.00 WITA, salah satu petugas medis yang berjaga justru menyarankan kepada korban agar membawanya ke RSTN.
Karena kondisi korban cukup parah, dengan luka dibagian kepala yang diduga akibat hantaman benda keras, anggota kepolisian memutuskan untuk segera membawanya ke RSTN.
Pelayanan 24 Jam
Keadaan ini menimbulkan dugaan kuat bahwa Puskesmas Botumoito lalai dalam menjalankan fungsi pelayanan 24 jam.
Salah satu kerabat korban yang enggan disebutkan namanya, mengaku sangat kecewa.
Menurutnya, dalam kondisi korban yang cukup parah dengan luka dibagian kepala, seharusnya puskesmas siap menangani pasien darurat, apalagi korban kekerasan.
Baca Juga: Kontraktor Proyek Penggantian Jembatan Dulimata Tapadaa Diduga Sengaja Tutupi Aktivitas Galian C Ilegal
“Saya menyayangkan ketiadaan penanganan puskesmas yang bisa saja berakibat fatal bagi korban,” ungkapnya kepada Etnik Media.Id, Minggu 11 Mei 2025.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai sistem pengawasan dan kedisiplinan tenaga kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo.
Permenkes No 47 Tahun 2018
Padahal, dalam Permenkes No. 47 Tahun 2018 disebutkan bahwa setiap fasilitas kesehatan wajib memberikan penanganan segera kepada pasien gawat darurat.
Hingga berita ini diterbitkan, wartawan Etnik Media.Id, bakal mengkonfirmasi perihal ini kepada pihak Puskesmas Botumoito.
